Menurutnya, tes darah lebih murah, lebih aman, lebih mudah dilakukan, dan dapat meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer dan memilih peserta untuk uji klinis dan pemantauan penyakit.
Namun begitu, Thomas mengatakan bahwa diagnosis Alzheimer lewat tes darah masih perlu pengembangan dan penelitian lebih lanjut lagi sebelum bisa dipraktikan di rumah sakit-rumah sakit.
Tim ilmuwan saat ini masih perlu memvalidasi bahwa itu berfungsi untuk berbagai macam pasien, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda, yang tidak sama dari 600 pasien yang dijadikan sampel.
(Martin Bagya Kertiyasa)