KETIKA usia bertambah, tubuh tak akan kuat seperti sedia kala. Berbagai penyakit akan semakin banyak menjangkiti tubuh seperti kehilangan ingatan atau biasa disebut Alzheimer.
Menurut Alzheimer’s Association, di Amerika Serikat, satu dari 10 orang berusia 65 tahun ke atas memiliki riwayat penyakit Alzheimer dan merupakan penyebab utama kematian ke-6 di negara ini. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit 10 besar pembunuh teratas yang tidak dapat dicegah, disembuhkan, atau bahkan diperlambat.
Namun, sebuah penelitian yang dibuat oleh tim peneliti dari China dan Inggris telah menemukan obat yang menunjukkan pengambilan signifikan terhadap penderita Alzheimer. Melansir dari Foxnews, Kamis (4/1/2018), obat ini awalnya dibuat untuk mengobati diabetes namun akhirnya menjadi terobosan baru untuk obat penyakit Alzheimer.
“Obat tersebut menunjukkan hasil yang jelas untuk dikembangkan menjadi pengobatan baru untuk gangguan neuro-degeneratif kronis seperti penyakit Alzheimer,” ujar salah satu ilmuwan dari penelitian tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa obat yang awalnya diujicobakan pada tikus yang juga menderita Alzheimer sebagai obat diabetes justru meningkatkan pembentukan memori sang tikus.
Obat diabetes baru ini adalah reseptor triple yang menggabungkan GLP-1, GIP, dan Glucagon. Tiga molekul biologis ini juga dikenal sebagai faktor pertumbuhan. Setelah mengonsumsi obat, tikus tersebut diberi tes labirin dan hasilnya menunjukkan peningkatan jelas dalam pembentukan ingatan.
Menurut Newsweek, para peneliti juga telah menguji reseptor pada tikus yang secara khusus dibuat untuk mengekspresikan gen tertentu yang terkait dengan penyakit Alzheimer pada manusia. Mereka menunggu reaksi dari obat tersebut dengan membiarkannya menua selama beberapa bulan dan mengecek apakah terdapat kerusakan pada otak.