Bunyi kayu yang saling beradu saat para puan Desa Pajam sedang menenun balas membalas sehingga menghasilkan rima, boleh jadi lagu yang selalu dinyanyikan setiap malam oleh para penenun.
"Jika orang di luar sana mendengarkan musik dari lagu-lagu, kami di Desa Pajam, tenun inilah musik kami," kata Muliadin, pengurus kantor desa sekaligus Ketua Community Base Tourism Desa Wisata Pajam
Bahkan, suara tenun itu tak berhenti sepanjang malam. Dini hari, dan juga waktu subuh pun bunyi kayu yang beradu masih terdengar.
(Foto: ANTARA/Aditya Ramadhan)
"Saya kalau terbangun tengah malam pun masih ada orang menenun. Sebelum subuh pun orang sudah bangun untuk menenun dulu sebelum sholat subuh," kata Yuni.
Menenun kini sudah menjadi mata pencaharian utama di Desa Pajam. Kaum perempuan membantu perekonomian keluarga dari menenun dan menjualnya kepada wisatawan, atau orang-orang dari kota yang memerlukannya untuk acara-acara penting.
Dulu, penduduk Desa Pajam hanya menenun untuk kebutuhan sandang sehari-hari, ataupun untuk busana pada acara-acara adat.