"Yang mencemaskan sebenarnya, secara teoritis bahwa virus, bakteri, bahkan jamur yang hidup di era puluhan ribu tahun lalu kondisinya mati suri dan berpotensi menginfeksi manusia," terangnya.
Secara teori potensi menginfeksi manusia ini bisa terjadi, meski tidak besar kemungkinannya dan tidak sebesar penyebaran virus dari hewan liar. Namun artinya, peluangnya tetap ada alias tidak zero chance.
Adanya temuan virus zombie ini membuktikan virus yang mungkin telah lama 'mati' bisa 'hidup' lagi di masa depan dan akan berbahaya jika virusnya masih aktif menginfeksi manusia atau hewan (yang bisa menjadi inang) lalu menularkannya ke manusia.
Dari temuan ini, dari kacamatanya sebagai ahli epidemiologi, ia terus mengingatkan betapa bahaya pemanasan global. Artinya, dari virus zombie ini terbukti bahwa es yang mencair karena global warming dapat menghidupkan virus yang terkurung lama di dalamnya.
"Itu kenapa, perubahan iklim membuat kerawanan meningkat, termasuk dengan yang terjadi di Siberia ini," tandas Dicky singkat.
(Rizky Pradita Ananda)