Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terungkap! Ini Alasan Orang Jepang Makan Mi Harus Bersuara 'Slurp'

Dita Mawanda , Jurnalis-Jum'at, 25 November 2022 |21:02 WIB
Terungkap! Ini Alasan Orang Jepang Makan Mi Harus Bersuara 'Slurp'
Ilustrasi makan mi (Foto: myojousa.com)
A
A
A

Nutrisi nyaman untuk massa

Soba memiliki nilai gizi tinggi dan matang dengan cepat. Nilai gizi soba tidak diragukan lagi, soba tinggi protein dan vitamin B penting.

"Edo adalah kota berpenduduk satu juta orang saat itu, juga salah satu pusat kota terbesar di dunia. Untuk bertahan hidup di lingkungan yang ramai dan kompetitif, orang membutuhkan akes mudah ke makanan yang cepat dan bergizi," tutur Horii.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan soba mengakar di Edo, sementara udon terus berkuasa di wilayah Kansai (Kyoto Osaka).

Soba sebagai makanan jalanan

Sebagian besar orang Edo membeli dan mengkonsumsi soba di kios makanan, atau dari dagangan pinggir jalan malam hari yang berkeliling membawa barang dagangan mereka di bahu. Walaupun, ada pula toko soba kelas atas di sana.

Diketahui, soba adalah makanan jalanan untuk rakyat jelata. Pada zaman Edo pun, orang Jepang sudah memiliki etiket meja yang berkembang dengan baik, makan dengan berisik, tapi seperti yang ditunjukkan Horii, "Ini adalah makanan rakyat biasa, jaid mereka tidak terlalu khawatir tentang tata krama meja formal."

 Ilustrasi

Secara keseluruhan, kebiasaan menyeruput mi berasal dari kios soba, lalu menyebar, dan berlaku hingga zaman modern, memengaruhi cara orang Jepang makan ramen dan mi lainnya.

Mengajari dunia untuk menyeruput

 

Menyeruput adalah cara terbaik untuk makan mi soba. "Saya tidak memberi tahu siapa pun cara makan mereka yang tidak bisa menyeruput dan mengunyah," kata Horii.

Horii juga bersikeras, jika setiap orang tidak bisa memaksakan sesuatu cara bagaimana orang menikmati mi. Menyeruput mie adalah kebiasaan sejak zaman Edo dan menjadi bagian integral dari budaya makanan Jepang.

"Kita tidak perlu meninggalkan kebiasaan seperti itu karena takut melakukan 'pelecehan mi', tetapi kita juga tidak boleh memaksakannya kepada orang lain."

Horii hanya berharap orang asing menikmati mi buatan mereka, menikmati waktu makan lebih penting daripada mengikuti berbagai buku etiket.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement