4. Resolusi
Setelah orgasme, otot-otot mengendur, dan tubuh perlahan kembali ke keadaan sebelum terangsang.
Proses ini berbeda untuk pria dan wanita. Meskipun sebagian besar pria tidak dapat mengalami orgasme segera setelah ejakulasi, banyak wanita yang bisa.
Selama tahap resolusi, sebagian besar pria dan wanita mengalami periode refraktori. Selama ini, orang tersebut tidak akan menanggapi rangsangan seksual.
5. Efek seks di otak
Agar seks terasa menyenangkan, otak harus menginterpretasikan sensasi seksual sebagai kenikmatan.
Saraf di area seksual tubuh mengirimkan sinyal khusus ke otak, dan otak menggunakan sinyal tersebut untuk menciptakan berbagai sensasi seksual.
Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimiawi yang membantu otak berkomunikasi dengan area tubuh lainnya. Beberapa neurotransmitter memiliki peran dalam kenikmatan seksual:
Kadar prolaktin meningkat segera setelah orgasme. Hormon ini mungkin terkait dengan berkurangnya respons seksual, yang mungkin menjelaskan periode refraktori.Dopamin adalah hormon yang terkait dengan motivasi dan penghargaan. Ini meningkatkan gairah seksual, dan tubuh mengeluarkannya selama tahap keinginan.
Oksitosin, juga dikenal sebagai hormon cinta atau ikatan, meningkatkan perasaan keintiman dan kedekatan. Tubuh melepaskannya setelah orgasme.
Tubuh melepaskan serotonin, yang mendukung perasaan sejahtera dan bahagia, selama fase gairah.
Norepinefrin melebarkan dan menyempitkan pembuluh darah, membuat alat kelamin lebih sensitif. Tubuh melepaskan ini selama rangsangan seksual.
(Dyah Ratna Meta Novia)