Dedy menyebutkan masyarakat yang terlibat dalam aktivitas pendakian Gunung Rinjani pada 2021, terdiri atas TO sebanyak 70 orang, guide 794 orang dan portir 1.841 orang. Sedangkan pada periode Januari-Juli 2022, jumlah TO yang terlibat sebanyak 94 orang, guide 1.284 orang, dan portir 4.073 orang.
Jumlah pendaki pada 2021 sebanyak 39.226 orang, terdiri atas wisatawan mancanegara sebanyak 441 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 38.785 orang. Sedangkan pada periode Januari-Juli 2022, jumlah kunjungan sebanyak 31.825 orang, terdiri atas wisatawan mancanegara sebanyak 2.600 orang dan wisatawan nusantara 29.225 orang.
"Jumlah kunjungan ke Gunung Rinjani saat ini, masih belum normal seperti kondisi sebelum gempa dan COVID-19," ujarnya.
Ia mengatakan kontribusi nyata dan relatif besar ke sektor riil dari aktivitas pendakian Gunung Rinjani, bisa menjadi jawaban bagi masyarakat yang selama ini mempertanyakan apa manfaat dari keberadaan Gunung Rinjani dan orang membeli tiket untuk bisa mendaki.
Oleh sebab itu, kata Dedy, pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan pendakian kelas dunia, dalam artian pendaki yang datang lebih banyak wisatawan asing. Sebab, mereka datang dari luar negeri membawa uang dan butuh jasa TO, pemandu wisata dan pramubarang. Namun bukan berarti tidak menginginkan pendaki nusantara atau lokal yang kadang tidak menggunakan jasa pariwisata.
"Kami juga jarang menutup pendakian Gunung Rinjani seperti gunung-gunung di Pulau Jawa, karena kami memikirkan ribuan kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari Rinjani untuk menghidupi seluruh anggota keluarganya," katanya.
(Salman Mardira)