Oleh karena itu, untuk ke depan akan dirancang kegiatan yang sama dengan tidak menutup kemungkinan berkolaborasi dengan ajang serupa secara nasional maupun internasional.
"Dalam event ini kita memperkenalkan kreasi para insan kreatif tidak hanya ogoh-ogoh saja. Tetapi kostum juga bagian dari karya seni. Ini baru pertama kali di Bali digelar perlombaan untuk kostum karnaval," ujar Hendar.
Sedangkan I Putu Arif Suciawan salah satu peserta mengaku senang bisa menampilkan karyanya dalam ajang D’ Youth Fest 2.0.

Ia mengatakan untuk menghasilkan satu kostum karnaval menghabiskan dana Rp2,5 juta. Bahan-bahan yang digunakan di antaranya lem, lilin, sintetis, kain renda kain lurik, spon dan kelengkapan lainnya.
"Untuk pengerjaan satu karya kostum ini memakan waktu satu minggu," kata Arif asal Canggu yang juga membuat produk seni lainya, diantaranya perajin barong.
D’Youth Fest merupakan sebuah festival yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar sebagai sebuah wadah dan ruang untuk memupuk semangat generasi muda dalam mengembangkan kreativitas sesuai visi Kota Denpasar yakni Kota Kreatif Berbasis Budaya menuju Denpasar Maju.
(Rizka Diputra)