Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Legenda Nyai Bagelen, Mitos Larangan Menanam Kedelai dan Pelihara Lembu

Kiki Oktaliani , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |21:03 WIB
Legenda Nyai Bagelen, Mitos Larangan Menanam Kedelai dan Pelihara Lembu
Petilasan Nyai Bagelen di Purworejo, Jawa Tengah (Foto: purworejokab.go.id)
A
A
A

Akhirnya Nyai Bagelen berpesan kepada anak sulungnya, yaitu Raden Bagus Gento seraya mengatakan; “Semua anak cucu serta keturunanku dilarang atau berpantang untuk berpergian atau jual beli, mengadakan hajat pada hari pasaran Wage, karena hari pasaran itu saat jatuhnya bencana dan merupakan hari yang nahas,” pesan Nyai Bagelen.

Tidak hanya anak, cucu, dan keturunan Nyai Bagelen, penduduk asli di daerah tersebut berpantang untuk menanam kedelai, memelihara lembu, memakai pakaian yang menyerupai pakaian yang dipakai Nyai Bagelen waktu datang bulan yaitu kain lurik, kebaya gadung melati dan kemben bangau tulis.

Setelah menyampaikan pesan itu, Nyai Bagelen masuk ke kamarnya dan kemudian lenyap seketika, tanpa meninggalkan bekas atau murca. Selanjutnya, Raden Bagus Gento menggantikan kedudukannya memerintah daerah Bagelen.

Terdapat sejumlah makam kuno dan peninggalan sejarah Buddha yang berupa stupa-stupa berjumlah 9 buah di petilasan Nyai Bagelen. Masing-masing stupa punya ukuran yang berbeda dan dinyatakan sebagai peninggalan sejarah purbakala yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement