SECARA medis, osteoporosis adalah kondisi muskuloskeletal (tulang, sendi, dan otot) kronis yang ditandai dengan penurunan kepadatan, kualitas, dan kekuatan tulang yang meningkatkan risiko patah tulang. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Data menyebutkan setidaknya 19,7% dari seluruh masyarakat Indonesia menderita osteoporosis. Lebih lanjut satu di antara tiga wanita dan satu di antara lima pria di atas usia 50 tahun mengalami osteoporosis.

World Health Organization (WHO) telah menggolongkan osteoporosis sebagai silent disease. Sebab penyakit ini tidak diketahui gejalanya. Bahkan seseorang tidak sadar kalau dirinya mengalami osteoporosis.
“Jadi tiba-tiba aja ketika mereka jatuh atau kecelakaan ringan, terjadi patah tulang di area panggul dan tulang belakang,” ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), dr Lily Indriani Octavia M.Gizi SpGK(K) dalam sebuah acara, Kamis (20/10/2022).
Dokter Lily menambahkan saat pandemi Covid-19 yang melanda sejak tiga tahun terakhir ini juga menambah risiko seseorang mengalami osteoporosis.
“Karena dari virus bisa mempengaruhi tubuh yang mengalami peradangan dan menggerogoti massa tulang. Pas (terinfeksi) Covid-19, kita konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa alami osteoporosis jelasnya.
Dia melanjutkan hampir dua tahun lamanya masyarakat diharuskan berdiam diri di rumah sehingga aktivitasnya sangat kurang.
“Pas pandemi malas beraktivitas muncul makan makanan kekinian, makanan tinggi lemak itu jadi risiko osteoporosis,” terangnya.
Dokter Lily menyarankan kepada masyarakat untuk mulai menerapkan gaya hidup sehat. Seperti konsumsi makanan sehat, berolahraga, hingga konsumsi vitamin. Cara ini diharapkan bisa menghindari risiko osteoporosis terutama bagi mereka yang memiliki riwayat genetik.
Dan pastinya jangan lupa untuk rutin cek Bone Mineral Density (BMD) atau kepadatan mineral tulang untuk memastikan osteoporosis. Pemeriksaan ini dilakukan sejak usia 20 sampai 30 tahun. Lakukan pemeriksaan paling tidak enam bulan sekali atau satu tahun sekali.
(Vivin Lizetha)