JAKARTA - Keluhan lutut, terutama akibat osteoarthritis (OA), kini menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami masyarakat Indonesia berusia di atas 50 tahun. OA terjadi ketika tulang rawan lutut menipis sehingga menimbulkan rasa nyeri, kaku, dan pembengkakan.
“Banyak pasien dating dengan keluhan sulit berjalan jauh, naik turun tangga, atau bahkan menjalankan aktivitas sehari-hari seperti beribadah dan berolahraga. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat semakin memburuk, menyebabkan otot mengecil, tulang melemah, hingga meningkatkan risiko jatuh,” jelas dr. Ivan Mucharry Dalitan, Sp.OT(K), Konsultan Bedah Ortopedi Hip & Knee Siloam Hospitals Mampang.
Menurut dr. Ivan, penanganan OA sebaiknya dilakukan sedini mungkin melalui latihan low impact, penurunan berat badan, serta perbaikan postur dan aktivitas harian. “Namun, pada stadium lanjut, intervensi medis seperti arthroscopy hingga operasi penggantian lutut (Total Knee Replacement) sering kali diperlukan,” tambahnya.
Dia menjelaskan, teknologi VELYS™ Robotic-Assisted Solution menjadi terobosan penting dalam tindakan penggantian lutut karena mampu menghadirkan akurasi tinggi dan hasil yang lebih konsisten dibanding metode konvensional. Sistem ini menggunakan pemetaan tiga dimensi secara real-time sehingga dokter dapat melihat struktur lutut secara rinci hingga hitungan milimeter dan menyesuaikan penempatan implan sesuai karakter anatomi setiap pasien.
““Teknologi robotik memungkinkan perencanaan praoperasi yang sangat detail dan membantu dokter mencapai posisi implan dengan lebih presisi. Dampaknya, pasien berpotensi merasakan pemulihan lebih cepat, rasa nyeri pascaoperasi lebih ringan, dan hasil fungsi lutut yang lebih optimal,” jelas dr. Ivan Mucharry
Dalitan, Sp.OT(K). Menurut dr. Ivan, teknologi ini juga mendukung proses mobilisasi dini. “Dalam kondisi tertentu, beberapa pasien bahkan sudah dapat mulai bergerak dalam waktu 4–12 jam setelah tindakan,” tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)