Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Bajapuik, Budaya 'Membeli' Pria dalam Tradisi Perkawinan Adat Minang

Asthesia Dhea Cantika , Jurnalis-Selasa, 06 September 2022 |18:02 WIB
Mengenal Bajapuik, Budaya 'Membeli' Pria dalam Tradisi Perkawinan Adat Minang
Ilustrasi pernikahan adat Minang, Sumatera Barat (Foto: Instagram/@nadianesa)
A
A
A

Setelah itu, dilanjutkan dengan pepatah petitih yang diwakili oleh kapalo mudo anak daro (pengantin perempuan) dan kapalo mudo marapulai (pengantin laki-laki). Kapalo mudo merupakan orang-orang yang mengerti tentang pepatah minang. Jalannya acara perkawinan bergantung dari percakapan kapalo mudo ini.

Selanjutnya, acara menetapkan uang jemputan dan uang hilang. Jika marapulai adalah orang keturunan bangsawan atau mempunyai gelar, maka nilai japuiknya akan tinggi. Selain itu, nilai uang japuik juga ditentukan oleh tingkat pendidikan, pekerjaan dan jabatan marapulai.

Besar uang japuik ditentukan dalam uang rupiah yang nilainya sama dengan 30 ameh (emas), dimana satu ameh setara dengan 2,5 gram emas. Semakin tinggi nilai uang japuik yang diberikan, maka menunjukkan semakin tinggi status sosial marapulai.

Setelah uang japuik diberikan, acara selanjutnya adalah acara alek randam (persiapan) dan malam bainai. Setelah semua persiapan usai, maka pada hari yang telah ditentukan keluarga anak daro yang terdiri dari mamak, ayah, kakak laki-laki akan menjemput pengantin laki-laki (marapulai) di rumahnya dengan membawa pakaian pengantin serta persyaratan termasuk uang japuik.

Pernikahan Adat Minang

(Foto: Instagram/@nadianesa)

Di rumah marapulai, keluarga marapulai telah menunggu. Mamak dari anak daro akan membuka percakapan dan diakhiri dengan membawa marapulai, sedangkan uang japuik akan diserahkan kepada ibu marapulai.

Marapulai pun dibawa ke tempat berlangsungnya akad nikah. Setelah menikah, acara selanjutnya pesta perkawinan (baralek). Dan dilanjutkan dengan kedua pengantin bersanding di rumah anak daro, maka dengan berpakaian adat lengkap dan diiringi dengan kerabat, membawa makanan adat.

Para anggota keluarga mengunjungi rumah mertua (mintuo) anak daro yang disebut juga manjalang mintuo. Nah, pada momen ini uang japuik akan dikembalikan dalam bentuk perhiasan kepada anak daro yang terkadang jumlahnya dilebihkan oleh ibu marapulai.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement