KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menambah jumlah laboratorium untuk pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Bertujuan mendorong pencegahan gangguan tiroid atau Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi lahir di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono. Ia menilai HK bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Dengan itu sekitar 7 jumlah laboratorium ditambah untuk memudahkan pengecekan sejak dini.
"Kalau anak-anak memiliki hormon tiroid normal maka pertumbuhan dan perkembangannya akan berlangsung dengan baik dan optimal. Tinggi badan dan berat badannya cukup, kecerdasannya juga bagus,” kata Wamenkes Dante dalam Sehat Negeriku dari laman resmi Kemenkes, Jumat (2/9/2022).
Pemeriksaan hormon tiroid dilakukan, pada anak dilakukan dengan pengambilan 2-3 tetes sampel darah yang diambil dari tumit bayi, yang berusia 48 sampai 72 jam oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
BACA JUGA:IDI Larang Anak Sakit Masuk Sekolah, Ini Penjelasannya
Sejauh ini di Indonesia, pelaksanaan SHK dimulai sejak tahun 2003 melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan RSHS Bandung dan RSCM Jakarta, untuk melakukan uji skrining hipotiroid kongenital. Pada 2020, terdata lebih dari 4000 fasyankes telah melaksanakan SHK baru di laboratorium 4 RS vertikal diantaranya RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP dr. Sardjito dan RSUD dr. Soetomo.
Kendati demikian, Kemenkes tahun ini segera menambah 7 laboratorium pemeriksa SHK yaitu RSUP Karyadi Semarang, RSUP Adam Malik Medan, RSUP Dr M Djamil Padang, RSUP M Hoesin Palembang, RSUP Prof Dr IG Ngoerah Denpasar, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar dan RSUP Dr R.D Kandouw Manado.
"Sekarang baru ada 4 lab yang bisa melakukan pemeriksaan SHK. Dengan keinginan kita untuk melakukan pemeriksaan kepada seluruh bayi baru lahir, maka kita perlu meningkatkan jumlah laboratorium dari 4 laboratorium menjadi 11 laboratorium,” jelas Dante.
Penambahan jumlah laboratorium tersebut, dikatakan Dante guna meningkatkan cakupan pelayanan SHK. Saat ini telah dilakukan koordinasi secara intens dengan rumah sakit terkait dan harapanya dalam waktu dekat bisa segera terealisasi.
(Dyah Ratna Meta Novia)