MENGULAS fakta-fakta unik Raden Saleh, pelukis asal Indonesia yang mendunia. Maestro asal Jawa tersebut dikenal sebagai pelopor aliran romantisme. Karya-karyanya terkenal hingga mancanegara terutama Eropa.
Nama Raden Saleh kini kembali menjadi perbincangan publik di Indonesia setelah dirilis film ‘Mencuri Raden Saleh’ karya sutradara Angga Dwimas Sasongko yang mengisahkan pencurian karya bersejarah sang seniman besar.
Film yang mulai tayang di bioskop mulai 25 Agustus 2022 tersebut dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, Rachel Amanda, Aghniny Haque, Umay Shahab, dan Ari Irham.
Berikut 5 fakta menarik tentang Raden Saleh.
1. Pionir Seni di Indonesia
Seniman bernama asli Raden Saleh Sjarif Boestaman tersebut lahir pada Mei 1811 dan wafat pada April 1880. Pria beretnis Arab-Jawa menjadi pionir seni modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda).
Lukisannya merupakan perpaduan Romantisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar belakang Jawa si pelukis.

2. Keturunan Ningrat
Raden Saleh berdarah Jawa ningrat. Ia adalah cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, seorang keturunan Arab.
Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, Semarang. Sejak usia 10 tahun, Raden Saleh diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).
BACA JUGA:4 Museum Paling Ramai Dikunjungi Wisatawan di Dunia, Berikut Daya Tariknya
3. Mudah Bergaul
Hal menarik lainnya dari Raden Saleh, yaitu ia dikenal humble atau mudah bergaul dengan siapa saja. Sikapnya itu membuat dirinya bisa masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia Belanda. Seorang kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya.
Raden Saleh pun tampaknya bergaul dengan orang yang tepat, karena secara kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonien di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan.
4. Punya Kesempatan Belajar di Eropa
Bakat yang dimiliki Raden Saleh membuat Payen menjadi terkesan. Kemudian Payen mengusulkan, supaya Raden Saleh bisa belajar ke Belanda. Usulannya ini didukung oleh Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen yang memerintah waktu itu (1819-1826), setelah ia melihat karya Raden Saleh.
Pada 1829, nyaris bersamaan dengan patahnya perlawanan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal Hendrik Merkus de Kock, Capellen membiayai Saleh belajar ke Belanda. Akan tetapi keberangkatannya itu menyandang misi lain.
Dalam surat seorang pejabat tinggi Belanda untuk Departement van Kolonien tertulis, selama perjalanan ke Belanda Raden Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu. Hal ini pun menunjukkan, ada bakat atau kecakapan lainnya yang dimiliki oleh Raden Saleh.

5. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro
Raden Saleh terutama dikenang karena lukisan historisnya, Penangkapan Pangeran Diponegoro. Di mana di dalamnya menceritakan dan menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda kepada Pangeran Diponegoro yang mengakhiri Perang Jawa pada 1830.
Sang Pangeran dibujuk untuk hadir di Magelang untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata, tetapi pihak Belanda tidak memenuhi jaminan keselamatannya, dan Diponegoro pun ditangkap.
Memiliki historis yang sangat panjang dan arti mendalam, lukisan Raden Saleh yang satu ini pun akhirnya diangkat ke dalam layar lebar yaitu Mencuri Raden Saleh. Namun dikemas dengan apik, menggabungkan keadaan saat ini tapi tidak menghilangkan nilai dari cerita lukisannya itu sendiri.
(Salman Mardira)