BUKAN rahasia lagi, jika Pulau Kalimantan kaya akan keanekaragaman flora dan fauna yang melimpah. Beberapa di antaranya bahkan belum terkuak dan menyisakan misteri hingga kini. Salah satunya yang paling melegenda ialah misteri keberadaan ular Nabau dan Tangkalaluk.
Hewan melata ini dipercaya masyarakat Dayak sebagai penjaga hutan Kalimantan paling ditakuti. Bahkan bagi masyarakat suku Dayak, kisah ular Nabau dan Tangkalaluk sejak dulu sudah lama berkembang.
Budayawan lokal menyebutkan perbedaan Tangkalaluk dan Nabau. Jika ular Tangkalaluk merupakan sebuah mitos, maka Nabau termasuk legenda di Tanah Borneo.
Mengutip laman The Telegraph, konon, ular mengerikan ini memiliki ukuran antara 80-100 meter. Bagian kepalanya menyerupai naga dilengkapi tujuh lubang hidung.
Bahkan pada 2009 silam, foto yang diduga penampakan Ular Nabau menghebohkan media asing.
Jika dilihat dari fisiknya, jelas ular yang satu ini memiliki ukuran yang besar ketimbang hewan melata sejenisnya.

Seorang peneliti melalui status di Facebook-nya, Johan Michael Median Pasha menuliskan bahwa ular tersebut bisa dibilang merupakan salah satu Anaconda-nya Indonesia. Seperti diketahui bersama bahwa Anaconda merupakan ular raksasa paling terkenal di hutan Amazon.
Adapun ular raksasa asli tanah Borneo lazim disebut sebagai 'Tangkalaluk', yang menurut bahasa lokal diartikan King of Phyton atau Raja Piton. Ia menjadi salah satu penguasa lebatnya belantara Kalimantan. Sosok ular tersebut juga termasuk sangat langka, di mana jarang ada orang yang bisa menemukan keberadaannya.
Johan Michael mengungkapkan, reptil raksasa ini bisa menirukan suara berbagai hewan, seperti rusa, orangutan bahkan suara burung untuk menarik perhatian mangsanya.
Dengan posisi kepala menjuntai ke bawah dan ekor terkait di atas pohon, jadi cara efektif baginya untuk memangsa korban.