Kawasan Ba Dihn yang berdekatan dengan Museum Ho Chi Mihn akhirnya dipilihnya. Walau harus merintis lagi dari awal tapi setidaknya ia merasa beruntung karena bisa membuka restoran di kawasan wisata.
“Bisa dikatakan kami harus merintis dari nol lagi, tapi cukup diuntungkan karena terkadang pengunjung museum mengantre untuk masuk hingga ke depan restoran kami,” kata dia.
Para pengujung kini sebagian besar merupakan turis, yang juga sudah mengenal masakan Indonesia seperti nasi goreng, rendang, soto dan sate ayam. Walau bisnis belum pulih sepenuhnya seperti saat membuka restoran di lokasi pertama dan ada juga terdampak pandemi, tapi Nurlaela mensyukuri kini rumah makannya menjadi salah satu tujuan turis untuk bersantap disela-sela kunjungan ke Museum Ho Chi Mihn.
(Kurniawati Hasjanah)