MELANCONG ke Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, tak lengkap rasanya tanpa merasakan sensasi berenang bersama ikan pari manta, ikan pari terbesar di dunia yang sangat menawan itu.
Pari manta oceanic dewasa umumnya memiliki lebar hingga dua kali lebih besar dari jenis lainnya dengan diameter tubuh 4-5 meter dan dapat dijumpai pada aktivitas snorkling di laut dangkal berkisar 2-5 meter. Bahkan di lokasi tertentu, spesies berbobot hingga tiga ton itu bisa dijumpai di permukaan pesisir pantai.
Lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menempatkan pari manta dalam kelompok rawan terancam punah. Status itu merupakan peringatan bagi pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menghindari ancaman kepunahan spesies biota laut langka itu.
Pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Raja Ampat, Aditya Dwi Saputra (33), memastikan berenang bersama pari manta sebagai aktivitas yang aman dan menyenangkan bagi wisatawan selama seluruh ketentuan berinteraksi telah disepakati.
"Pari manta adalah satu-satunya spesies pari yang tidak berbahaya, sebab tidak memiliki racun pada duri di bagian ekornya. Berbeda dengan pari pada umumnya," katanya saat bertukar obrolan di Pulau Manswar, Raja Ampat, Papua Barat, Kamis.
Jika bersnorkling bersama pari manta, pelancong dibatasi maksimal lima sampai delapan orang. Selain itu, interaksi di dalam air dibatasi pada kedalaman air 3-4 meter serta larangan untuk menggunakan lampu kamera saat berswafoto.
Seluruh ketentuan itu untuk menghindari risiko penularan bakteri dari kulit pari manta yang diselimuti lendir. Selain itu, interaksi yang terlalu dekat berpotensi mengusik ketenangan pari manta yang dapat membuat mereka enggan kembali ke Raja Ampat.
Jika dalam kondisi cuaca yang bagus, pari manta berkoloni dalam kelompok terdiri dari 15 hingga 30 individu dalam satu wilayah perairan. "Pada bulan tertentu di Raja Ampat, cuaca yang bagus bagi pari manta adalah suhu yang hangat dan air berarus," katanya.
Kibasan sirip berukuran raksasa serta gerakan gemulai di antara biota laut lainnya, memberikan sensasi tersendiri bagi pelancong saat berenang bersama pari manta. "Seperti melihat burung yang menari di dalam laut," kata salah satu pelancong, Richard (32).
Wisatawan asal Lampung itu rela merogoh kocek Rp475.000 untuk dapat berenang bersama pari manta. Sementara bagi pelancong mancanegara dibanderol Rp950.000 per orang. Tarif itu untuk menebus Kartu Jasa Lingkungan yang berlaku selama setahun.