Seperti apa kerja dari setiap tim itu?
Detektif Jubun menjelaskan, kalau tim pemantau media sosial, mereka bertugas menggali informasi mengenai target melalui media sosial, aplikasi kencan, hingga data di internet. Lalu, tim pengintai akan terjun langsung ke lapangan untuk mengambil bukti foto atau video keseharian target dari pagi hingga petang.
Bagaimana dengan tim penyusup? Detektif Jubun menjelaskan, tim penyusup biasanya memiliki paras yang cantik atau ganteng, mereka juga dituntut untuk lihai berkomunikasi.
"Informasi lebih mudah digali oleh lawan jenis. Subjektif memang, tapi terbukti ampuh di banyak kasus yang ditangani," terangnya.
Apa yang dibicarakan klien dengan detektif sebelum memulai penyelidikan?
Menurut penuturan Detektif Jubun, ia akan membuat kesepakatan terlebih dulu dengan klien. Kedua belah pihak akan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan misi ini dan identitas agen pun perlu dirahasiakan. Sementara itu, temuan tak boleh diakses oleh pihak selain klien.
"Jadi, detektif akan bertemu dengan klien, mendengarkan cerita permasalahannya. Setelah itu, melakukan pemeriksaan awal mulai dari biaya yang akan dibutuhkan, waktu pengerjaan, hingga apa saja yang dikerjakan. Ritme ini dipraktikan untuk semua jenis kasus," tambahnya.
Detektif Jubun pun tak ragu membocorkan soal biaya yang dibutuhkan. Menurutnya, besaran tarif yang dibutuhkan akan tergantung dari kasus yang ditangani.
"Tapi, tarif yang dikeluarkan untuk jasa detektif ini mencapai Rp8 juta hingga Rp200 juta. Menurut saya, itu angka yang sepadan dengan hasil yang dibutuhkan klien," ungkapnya.
(Helmi Ade Saputra)