UNTUK menurunkan berat badan, biasanya seseorang akan menjalani diet atau mengatur pola makan. Melansir Times Now News, ada 3 jenis diet yang paling populer di dunia, yakni diet keto, puasa intermiten, dan diet GM.
Sayangnya, 3 metode diet tersebut tidak membantu terutama bagi wanita yang memikirkan penurunan berat badan yang signifikan (lebih dari 15-20 kg) dan mempertahankannya secara permanen.
Mari kita lihat rencana diet ini secara rinci:
Diet keto

Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Membatasi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak dapat menyebabkan ketosis, keadaan metabolisme di mana tubuh Anda bergantung terutama pada lemak untuk energi, bukan karbohidrat.
Tubuh wanita selalu menolak kehilangan lemak karena itu penting untuk kehamilan dan menyusui. Asupan karbohidrat dalam diet keto biasanya dibatasi kurang dari 50 gram per hari, yang dapat menyebabkan syok pada tubuh wanita.
Ketika carb quotient habis, ia beralih ke keton dan lemak untuk bahan bakar pada awal pola makan ini, otak dan metabolisme wanita mulai menolak kehilangan lemak. Ini menghasilkan ketidakseimbangan lengkap yang menyebabkan perubahan hormonal dan metabolisme.
Selain itu, diet jenis keto biasanya bekerja hanya untuk jangka pendek dan dapat memiliki efek samping seperti sakit kepala, pusing, kelelahan, mual, dan sembelit. Selanjutnya, sebagian besar penurunan berat badan awal adalah berat air.
Begitu tubuh memasuki ketosis, kita mulai kehilangan otot, menjadi sangat lelah, dan akhirnya memasuki mode kelaparan yang sebenarnya membuat penurunan berat badan semakin sulit.
Diet keto lebih berbahaya daripada baik bagi sebagian besar wanita terutama jika mereka memiliki kondisi medis yang mendasarinya seperti PCOS, menstruasi tidak teratur, atau Infertilitas.
Diet intermiten
Diet intermitten adalah praktik yang melibatkan sepenuhnya berpantang makan atau menghindari makanan tertentu untuk jangka waktu tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, puasa intermiten menjadi semakin populer di kalangan orang yang ingin menurunkan berat badan.
Selama penelitian, ditemukan bahwa meskipun puasa intermiten menghasilkan hasil yang menguntungkan pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, wanita yang mencobanya, memiliki efek negatif berikut:
- Perubahan suasana hati yang parah
- Kelaparan yang ekstrim
- Energi rendah/kelelahan
- Pikiran obsesif tentang makanan
- Makan berlebihan pada hari-hari tanpa kalori terbatas
- Depresi
- Amarah
Kebanyakan wanita menunjukkan perilaku seperti itu dalam beberapa minggu pertama puasa intermiten. Juga diamati bahwa dengan membatasi asupan kalori dengan cara ini, dapat mengganggu siklus menstruasi mereka.