MASA pandemi membuat banyak pasien dengan penyakit komorbid menghadapi tantangan berat. Salah satunya pasien kanker yang seharusnya kemoterapi dan bertemu dokter jadi merasa terbatas.
Karena pandemi membuat masyarakat jaga jarak dan tidak keluar rumah. Tentu untuk mengurangi penularan, termasuk para pasien kanker yang seharusnya sedang melewati masa penyembuhan.
Salah satunya di saat kemoterapi, tak sedikit pasien yang takut. Padahal kemoterapi tak boleh terlewat agar sel kanker dalam tubuh tidak menggganas.
Ketua Indonesian Health Economics Association (InaHEA) / Ikatan Ekonom Kesehatan Indonesia (IEKI) Prof dr Hasbullah Thabrany, MPH mengatakan, pasien kanker harus tetap rutin kemoterapi, karena membantu mempercepat pemulihan penyakit kanker. Ditambah pasien sangat rentan terpapar Covid-19, jadi harus lebih hati-hati.
"Karena kondisi badan melawan sel-sel kanker agar tak menjalar dan sangat rawan kalau kena Covid-19, maka penggunaan obat, kontrol, pengobatan kemo sangat membantu kondisi badan," ujarnya dalam keterangannya.
Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli menuturkan, menghadapi kanker dan Covid-19 ini jadi khawatir. Hal ini pun dialami sebagai penyintas kanker payudara.
Namun begitu, menurut Aryanthi, pasien kanker yang berjuang sembuh dengan kemoterapi harus tepat waktu. Hal ini agar tak memperburuk kondisi tubuhnya yang telah digerogoti sel kanker
"Dalam menjalani kemoterapi atau saat diagnosis ini harus tepat waktu dan sekarang bisa telemedicine," ucapnya.