Namun pohon tersebut juga dipercaya memiliki aura gaib dari tokoh makam di kompleks, mengingat masyarakat sekitar menganggap kerabat keraton adalah titisan dari dewa. Sehingga makamnya pun dianggap masih mempunyai daya magis tertentu.
“Saya mendengar banyak cerita atau suara dari masyarakat yang katanya di daerah Gunung Wijil banyak fenomena yang begini begitu. Saya saat ini datang ke Gunung Wijil ingin membuktikan apa yang sering saya dengar baik dari masyarakat Gunung Wijil khususnya dari luar,” kata Agus, pengunjung makam.
“Kalau untuk wisata religi, ada tempat-tempat untuk berziarah. Ada tiga titik yang memang terpandang yang biasanya untuk melakukan ritual atau sekadar ziarah,” katanya.
Di kompleks ini dikenal ada dua lokasi dengan julukan golongan putih dan hitam. Jika golongan hitam adalah lokasi luar kompleks makam yang masih satu bukit terdapat gua pesugihan yang terkenal dengan lokasi buto ijo sebagai media pesugihannya jaraknya kurang lebih 500 meter dari kompleks makam.
Batu yang berbentuk mirip buaya atau dalam bahasa Jawa watu boyo, konon sebagai kontak gaib dengan maklhuk pesugihan salah satunya buto ijo saat bulan purnama.