Ada banyak berbagai dukungan psikososial yang bisa dilakukan untuk para penyintas berikut ini:
1. Dukungan informasi: Menyediakan berbagai informasi yang diperlukan pasien atau penyintas.
2. Dukungan harga diri: Memberikan validasi, kata-kata positif, tidak menghakimi.
3. Dukungan jejaring: Membantu mencari akses kepada pihak-pihak yang diperlukan, menyediakan diri sebagai teman.
4. Dukungan emosi: Menunjukkan empati, memberikan sentuhan fisik atau pelukan hangat (bila mungkin), serta mendoakan pemulihannya.
5. Dukungan nyata atau tangible: Hadir, menemani, membantu menyelesaikan utusan sehari-hari, mendukung finansial, dan lainnya.
Lebih lanjut, dra Yohana menyatakan bahwa pemberian semangat hidup dengan untaian kata-kata atau kalimat pun sudah bisa meringankan beban yang selama ini ditanggung sang penyintas agar tak semakin terperosok ke dalam pemikiran negatif. Selain itu, para pendamping untuk selalu peka dengan perasaan dan kebutuhan penyintas.
Tak kalah penting, para pendamping juga harus menjadi pendengar yang baik secara tulus tanpa menghakimi penyintas. Kemudian, para pendamping juga harus mengajak dan memfasilitasi para penyintas kanker untuk tetap bersosialisasi dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan. Meski terlihat sederhana, tetapi dukungan-dukungan kecil ini sangat berharga bagi para penyintas, lho. Jangan lupa diterapkan, ya!
(Martin Bagya Kertiyasa)