Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Polemik Relokasi PKL, Malioboro Jangan Sampai Kayak Jalan MH Thamrin Jakarta

Antara , Jurnalis-Jum'at, 04 Februari 2022 |06:01 WIB
Polemik Relokasi PKL, Malioboro Jangan Sampai Kayak Jalan MH Thamrin Jakarta
Jalan Malioboro, Yogyakarta (Foto: Instagram/@malioboro_insta)
A
A
A

PUSAT Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) berharap kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta pasca relokasi PKL tidak berubah wujud seperti kawasan jalur pedestrian di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Harus dijamin Malioboro tidak berubah sosok seperti (jalur pedestrian) di Jalan MH Thamrin di Jakarta sana yang ada gedung-gedung pencakar langit di sisi kanan kiri jalan," ujar Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Prof Janianton Damanik.

Ia tak ingin pascarelokasi PKL, sisi kiri dan kanan Jalan Malioboro justru kelak dihiasi bangunan-bangunan pencakar langit laiknya kawasan jalur pedestrian di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Jadi 'Kemalioboroan-nya' harus tetap ada, roh Malioboro-nya harus tetap menonjol," ucap Janianton.

Salah satu cara agar daya pikat yang melekat di Malioboro tidak hilang ialah dengan tidak membiarkan kawasan itu sekadar menjadi jalur pedestrian pada umumnya.

Pemerintah DIY, menurut dia, perlu menerjemahkan makna Malioboro sebagai bagian dari sumbu filosofi Yogyakarta melalui berbagai narasi yang dipadu dengan atraksi seni dan budaya di sepanjang jalur itu.

Jalan Malioboro, Yogyakarta

(Foto: Instagram)

"Kalau jalur pedestrian itu tidak ada event tentu kurang menarik. Kalau sekadar orang datang ke Malioboro untuk jalan saja itu kan tidak mungkin," tutur dia.

Guru Besar Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM ini melanjutkan, Pemda DIY memiliki sumber daya yang besar untuk merevitalisasi imej Malioboro, salah satunya dengan menggandeng Institut Seni Indonesia (ISI).

Dinas Kebudayaan DIY, kata dia, bisa memetakan berbagai sumber potensi kesenian dan kebudayaan untuk tampil di Malioboro secara berkala dengan menyusun agenda wisata (calendar of event).

"Anak-anak ISI itu kan orang-orang kreatif, ya sudah misalnya satu minggu sekali bisa pameran di situ," kata dia.

Meski kelak PKL tak lagi dijumpai di selasar kiri dan kanan Malioboro, ia yakin kawasan sentra wisata belanja di pusat Kota Yogyakarta itu tetap memikat wisatawan asalkan rohnya tetap terjaga.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement