Berbeda dengan produk tembakau yang dipanaskan, rokok dikonsumsi melalui proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut menghasilkan ribuan senyawa berbahaya yang berpotensi meningkatkan risiko kesehatan di antaranya total aerosol residue (TAR), karbon monoksida, formaldehida, benzene, dan lain-lain.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada pada asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
"Studi telah menunjukkan bahwa ketika suhu rokok naik, tingkat zat kimia berbahaya yang dihasilkan juga meningkat,” kata Profesor Victor Gurevich, Kepala Departemen Aterosklerosis, Fakultas Kedokteran, Universitas St Petersburg Rusia, dikutip dari allafrica.com.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, merokok berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebanyak dua sampai empat kali.
Perokok pria berpotensi terkena kanker paru-paru sebanyak 25 kali, sedangkan perokok perempuan sebesar 25,7 kali. Tak hanya itu, merokok juga dapat menyebabkan kanker di bagian tubuh lainnya seperti kandung kemih, darah, serviks, tenggorokan, hati, pankreas, perut, ginjal, dan ureter.
(Martin Bagya Kertiyasa)