DI tengah Pandemi Covid-19 ini, salah satu masalah yang tidak disadari orang adalah bahwa kesehatan mental mereka bisa mengalami gangguan. Dengan tergganggunya kesehatan mental, maka kesehatan jiwa pun bisa terpengaruh.
Padahal, dengan jiwa yang sehat, maka seseorang akan sehat secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Sebab, kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan.
Sayangnya kesehatan jiwa masih belum begitu diperhatikan oleh beberapa negara. Dalam webinar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2021, Rabu (6/10/2021), Direktur Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr. Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ, M.kes, membagikan beberapa fakta menarik terkait dengan masalah kesehatan jiwa.
1. Sebanyak 1 dari 4 orang pernah mengalami masalah kesehatan jiwa selama hidupnya.
2. Sebanyak 25 persen negara di dunia belum mempunyai kebijakan tentang kesehatan jiwa.
3. Lebih dari 33 persen negara hanya menganggarkan kesehatan jiwa kurang dari 1 persen dari total anggaran.
4. Treatment gap yang tinggi:
Kurangnya ketersediaan layanan kesehatan jiwa.
Layanan tersedia, tetapi pemanfaatan layanan minimal karena masalah-masalah stigma, diskriminasi, dan pengabaian terhadap ODGJ.
5. Sebanyak 50 persen negara hanya mempunyai psikiater kurang dari 1 : 100 ribu penduduk.
6. Sebanyak 40 persen negara hanya mempunyai RSJ dengan tanggung jawab lebih besar dari 10 ribu tempat tidur.