"Ini adalah varian dari Restless Leg Syndrome (RLS). Ini muncul dari disfungsi sistem saraf pusat yang mengarah ke gejala sensorik dan motorik. Kasus ini memenuhi empat fitur penting dari Restless Leg Syndrome - keinginan untuk terus bergerak, memburuk dengan istirahat, membaik dengan olahraga, dan memburuk di malam hari," terang laporan News18, dikutip MNC Portal, Senin (4/10/2021).
Jurnal medis itu mengungkapkan bahwa kejadian luar biasa yang terjadi pada pria Jepang tersebut mungkin mencerminkan dampak asosiatif Covid-19 pada keadaan neuropsikiatri pasien.
Manifestasi neuropsikiatri yang dilaporkan dari Covid-19 termasuk delirium, kebingungan, disfungsional penciuman dan sensasi rasa, psikosis akut, ensefalitis, dan kejadian serebrovaskular akut. Namun, pemahaman tentang perubahan neuropsikiatri yang terkait dengan penyakit ini masih dipelajari hingga sekarang.
(Helmi Ade Saputra)