Merokok juga menjadi faktor risiko utama penyebab penyakit ini. Beberapa kasus kanker usus justru bukan pada perokok aktif tapi pada para perokok pasif.
“Kegemukan, kurang bergerak, dan peminum alkohol menjadi faktor risiko lainnya. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah yakni usia. Usia di atas 50 menjadi batasan umur untuk memulai skrining penyakit,” lanjutnya.

Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis, kencing manis/diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi.
Pada awalnya penyakit ini tanpa gejala. Alhasil, masyarakat yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kanker usus harus sering melakukan kontrol ke dokter. Nantinya akan dilakukan pemeriksaan skrining untuk mendeteksi secara dini penyakit tersebut.
“Gejala yang timbul kalau kanker usus antara lain buang air besar berdarah, pola defekasi yang berubah, baik mudah diare atau sembelit secara bergantian, sakit perut berulang, berat badan turun, pucat tanpa sebab yang jelas bahkan apabila teraba benjolan di perut,” tuntasnya.
(Helmi Ade Saputra)