Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tidak Pernah Makan Ikan, Bahayakah untuk Kesehatan?

Antara , Jurnalis-Selasa, 24 Agustus 2021 |08:16 WIB
Tidak Pernah Makan Ikan, Bahayakah untuk Kesehatan?
Ilustrasi ikan laut. (Foto: Jeremy Stewart/Unsplash)
A
A
A

ORANG yang tidak pernah mengonsumsi makanan laut semisal ikan bisa saja kekurangan vitamin D dan omega-3. Ini dapat menimbulkan masalah seiring berjalannya waktu.

"Kekurangan vitamin D mengurangi penyerapan kalsium dan dapat berkontribusi pada osteoporosis yang mengakibatkan tulang rapuh yang rentan patah," kata pakar diet dari International Food Information Council Kris Sollid, seperti dikutip dari laman Livestrong, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Menkes Imbau Tidak Pilih-Pilih Vaksin Covid-19, Semua Manfaatnya Sama 

Sebuah tinjauan pada Oktober 2018 dalam jurnal 'Annals of the New York Academy of Sciences' menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi pernapasan akut.

Ikan. (Foto: Timolina/Freepik)

Menurut ahli diet sekaligus founder Nutrition Squeezed Anna Brown, tidak memasukkan ikan dalam menu harian bisa berarti menghilangkan satu-satunya sumber alami vitamin D untuk tubuh. Vitamin D sendiri menjadi bagian komponen dari ikan berlemak yang sulit ditemukan dalam makanan lain.

Untungnya, konsumsi kuning telur secara teratur dan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup bisa meningkatkan kadar serum vitamin D. Beberapa makanan dan minuman seperti susu, sereal sarapan, hingga jus jeruk sering diperkaya dengan vitamin D.

Baca juga: Kemenkes: Hoaks Terkait Vaksin Ada 1.300, Jadi Tantangan Sosialisasi 

Di sisi lain, ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, termasuk sumber terbaik omega-3, lemak anti-inflamasi yang memiliki banyak manfaat kesehatan.

"Ikan salah satu sumber utama EPA dan DHA, asupan yang rendah dapat menghasilkan rasio omega-6 dan omega-3 yang lebih tinggi. Rasio idealnya yakni 1:4 omega-3 terhadap omega-6," papar Anna Brown.

Dia mengatakan, rasio yang lebih tinggi antara dua omega tersebut terkadang dikaitkan dengan peradangan sistemik, serta penyakit kronis yang terkait seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi autoimun.

"Bagi mereka yang vegetarian atau tidak makan makanan laut karena alasan lain, saya akan merekomendasikan suplemen omega-3 non-ikan yang terbuat dari rumput laut dan atau ganggang atau pastikan makan secara teratur biji chia dan kenari," imbaunya.

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 untuk Nakes, Bukan Masyarakat Umum 

Jadi, apa buruk kalau Anda tidak makan ikan? Menurut ahli kesehatan jawabannya tidak juga. Orang Amerika disarankan makan ikan dua kali seminggu, tetapi melewatkannya tidak berarti kesehatan menjadi rusak.

"Suplemen minyak ikan dapat membantu jika Anda tidak dapat memenuhi rekomendasi itu. Mencari nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita dari makanan biasanya merupakan cara terbaik, tetapi jika itu tidak memungkinkan, bicarakan dengan dokter Anda untuk melihat apakah suplemen minyak ikan tepat untuk Anda," tutur Kris Sollid.

"Tidak apa-apa tak makan hidangan laut, tapi penting untuk melengkapi atau makan sumber alternatif omega-3, kalsium dan vitamin D," tambah Anna Brown senada.

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement