Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tas Koja Presiden Jokowi Curi Perhatian, Ternyata Ini Filosofinya

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 16 Agustus 2021 |11:19 WIB
Tas Koja Presiden Jokowi Curi Perhatian, Ternyata Ini Filosofinya
Presiden Jokowi. (Foto: Instagram/Jokowi)
A
A
A

BUSANA Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Tahunan MPR RI 2021 memang mencuri perhatian. Menggunakan busana adat Suku Badui, Banten, Presiden Jokowi pun kembali menampilkan indahnya busana adat Indonesia.

Tapi yang juga menyita perhatian para netizen adalah tas koja yang diselempangkan orang nomor satu di Indonesia itu. Ya, aksesori khas warga Badui tersebut mencuri perhatian lantaran terlihat unik sekaligus estetik. Jika dilihat lebih dekat, tas tersebut bukan terbuat dari material katun atau bahan tas pada umumnya, melainkan akar tanaman.

Jokowi sendiri pun memadukan tas tersebut dengan pakaian khas Badui serba hitam. Sandal dengan kesan gladiator dia kenakan untuk menyempurnakan tampilannya. Walau pada kenyataannya, warga Badui jarang pakai alas kaki, ya.

Presiden Jokowi

So, seperti apa filosofi tas koja Badui yang dikenakan Jokowi yang jadi pusat perhatian itu?

Menurut laman Indonesia Kaya, tas koja Badui terbuat dari kulit kayu Pohon Teureup atau terap yang memiliki ketahanan terhadap rayap. Untuk bisa membuat tas koja, warga Badui harus masuk ke pedalaman hutan, lho.

Setelah kulit pohon ditemukan, proses selanjutnya adalah menjemurnya sampai kering lalu dijadikan serabut yang akhirnya dibuat menjadi benang. Benang yang sudah dirajut dipola sedemikian rupa hingga terbentuklah tas koja tersebut.

"Umumnya lama proses pembuatan tas ini bisa membutuhkan waktu beberapa hari hingga seminggu, tergantung dengan kesediaan bahan baju dan kerumitan motif yang dibentuk dalam tas koja," terang laporan laman tersebut, Senin (16/8/2021).

Tas ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Badui. Jadi, saat mereka berladang, bercocok tanam, hingga menangkap ikan di sungai, tas ini akan selalu dibawa. Begitu erat hubungan tas ini dengan kehidupan warga Badui, ya.

Filosofi di balik tas ini begitu dalam. Menyatu bersama dengan warga Badui itu sendiri, tak terpisahkan. Bahkan, diketahui bahwa tas ini akan membusuk secara alami ketika pemakainya sudah tidak menggunakan tas tersebut.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement