Berbeda dengan Ayu Citra, 32 tahun yang memiliki nasib lebih baik. Ayu mengaku kebingungan saat dokter yang merawat kakaknya, Bagus Djoko, meminta plasma konvalesen lantaran paru-paru kakaknya mengalami perburukan.
Sama seperti Nursyawal, Ayu mengaku bingung harus mencari ke mana, apalagi saat kakaknya terpapar Covid-19 di Januari 2021, kasus Covid-19 sedang naik dan banyak pasien yang membutuhkan plasma konvalesen.
"Saat itu nge-blank, bingung juga... ada tidak ya, yang mau donor karena kasus Covid [tinggi] kan pasti masih ada yang membutuhkan [plasma konvalesen]. Dan saat itu hiruk-pikuk di PMI karena banyak banget yang mencari plasma konvalesen," kisah Ayu.
Sementara, lanjut Ayu, persyaratan untuk menjadi donor plasma konvalesen juga susah. Di antaranya, maksimal terinfeksi Covid-19 tiga bulan lalu dan dinyatakan sudah sembuh di 14 hari terakhir. "Sepertinya susah banget mencari [donor] plasma konvalesen, saya sudah nge-blank saja pikirannya," tukas Ayu.
Ayu kemudian menghubungi PMI Kota Bandung, kota tempat tinggalnya. Beruntung, PMI memiliki stok satu labu plasma konvalesen yang sesuai dengan golongan darah kakaknya. Namun ini masih kurang, karena kakaknya butuh dua labu.
Ayu kemudian memulai pencarian dengan menyebarkan pengumuman di media sosial. Tidak hanya itu, Ayu juga mencari plasma konvalesen ke PMI di luar Kota Bandung, seperti Cirebon, Karawang, dan Jakarta.
Selang sehari setelah diumumkan di media sosial, Ayu mendapat respon dari sejumlah relawan. Ada tiga relawan penyintas Covid-19 yang bersedia mendonorkan darahnya, hanya satu yang lolos skrining. Harapan Ayu sempat menipis, terlebih lagi kakaknya memilih pasrah seiring kondisi paru-parunya yang memburuk.
"Kondisi saat itu [rasanya] campur aduk. Penginmenangis melihat kakak sesak, sampai dia bilang, sudah enggak usah cari, sudah pasrah," kenang Ayu.
"Semua keluarga bergerak untuk membantu sharing [pengumuman mencari plasma konvalesen di media sosial]. Puji Tuhan, ada saja orang baik yang membantu," ujarnya.
Harapan Ayu bertumpu pada satu relawan yang akhirnya bisa memberikan satu labu plasma konvalesen yang dibutuhkan. Pada 2 Februari 2021, labu kedua berhasil ditransfusikan ke tubuh Bagus Djoko, yang merespon dengan baik plasma tersebut.
"Setelah diberi plasma yang pertama, dua hari kemudian paru-parunya di-rontgen sama dokter, sudah mulai pulih. Makanya dikasih satu labu lagi," kata Ayu.
Saat ini, Ayu menyebutkan, kakaknya sudah sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.
(Martin Bagya Kertiyasa)