Populasi laki-laki dan perempuan yang mengalami penyakit ini seimbang. Namun pada pasien perempuan dan kasus vitiligo pada anak masalah psikososial lebih terlihat dan menjadi masalah," katanya webinar Virtual Celebration 11th Annual Vitiligo Day 2021.
Dr Reiva mengatakan, seharusnya pasien vitiligo harus optimis menjalani hidup dengan prinsip dare to bare. Ya, Anda harus berani menunjukkan vitiligo, bukan malah ditutupi dengan makeup atau baju.
"Jika cara itu dilakukan maka tumbuh rasa percaya diri untuk terus berusaha, beriktiar secara medis, psikologis, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, sehingga tumbuh rasa self-love," paparnya.
Sementara itu, Psikilog Klinis Ibu Sali Rahadi Asih MSi, MGPCC, PhD, juga menambahkan bahwa vitiligo adalah penyakit kronis yang dapat membawa dampak bagi kondisi mental pasien dan juga orang-orang terdekat. Rasa malu, cemas, bahkan depresi tidak luput dirasakan oleh pasien Vitiligo dan anggota keluarganya," ungkapnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)