BANYAK orang tidak mengira Bakso Lapangan Tembak yang kini memiliki ratusan outlet, tepatnya 109 outlet, tersebar di seluruh kota-kota besar di 33 provinsi Indonesia ternyata bermula dari bakso pikulan.
Ada kiat khusus merentas kesuksesan melalui perjalanan panjang dan berliku sekira 30 tahun itu yaitu ulet dan keyakinan untuk berhasil.
Baca juga: Lezatnya Sop Kembang Tahu Bakso Ikan, Cocok untuk Menu Sahur
Filosofi itu yang tertanam kuat di benak Kusuma Adi Agung Nugroho, owner Bakso Lapangan Tembak. Ia generasi kedua pemilik Bakso Lapangan Tembak.
Agung menceritakan, tahun 1970-an, ayahnya Ki Ageng Widyanto Suryo Buwono dengan istrinya mengadu peruntungan di Jakarta, meninggalkan tanah kelahirannya di Wonogiri, Jawa Tengah.

Sebelumnya ia telah berjualan bakso ke Kota Solo, ternyata berjalan di tempat, hanya cukup kebutuhan minimun sehari-hari.
Di Jakarta, hanya memiliki uang Rp150 rupiah untuk modal jualan, tinggal di rumah petak daerah Kemandoran. Ia keliling mencari nafkah menjajakan bakso dengan pikulan. Sempat pula dikerja-kejar petugas trantib (Seksi Ketenteraman dan Ketertiban). Bahkan pernah pulang dengan tangan hampa karena bakso pikulannya disita petugas trantib.
Baca juga: Nikmatnya Bakso Tahu Kuah, Sajian Hangat saat Musim Hujan
Ia lalu berjualan di sebelah lapangan tembak berupa warung semi-permanen. Kini areanya telah dibangun Hotel Mulia.
Pelanggan mulai berdatangan, bakso pikulan akhirnya berubah menjadi bakso dorongan dan peruntungan selanjutnya bisa mendirikan warung semi-permanen di lapangan tembak tersebut.