Menurut Tareq, permen memang termasuk bagian penting saat Ramadhan, namun naaem, adalah yang termurah dan paling enak.
“Ramadhan tidak akan terasa sama tanpanya (naaem),” kata Tareq.
Meskipun harga naaem yang tergolong murah, bukan berarti yang membeli hanya dari kalangan menengah ke bawah saja. Justru penduduk yang berasal dari kalangan menengah ke atas ikut antusias dan menjadi pelanggan naaem.
Sejak dimulainya perang pada tahun 2011, dan negara tersebut kehilangan 98 persen nilai mata uangnya jutaan penduduk berjuang untuk memperoleh makanan yang dapat disajikan di meja makan mereka.
Jika sebagian besar bahan makanan melonjak mahal, namun naaem sebagai “roti Ramadhan” masih dapat dinikmati renyahnya dan dapat dijangkau oleh semua orang.
(Salman Mardira)