Menurut Dr. Daniel Kaul, Direktur Layanan Penyakit Menular Transplantasi Michigan Medicine dan salah satu penulis laporan tersebut, tiga hari pasca-operasi, wanita penerima transplantasi tersebut baru mulai mengalami masalah pernapasan dan jantung, demam, hingga mengalami syok septik.
Dalam laporannya di American Journal of Transplantation, peneliti mengatakan, tingkat pengujian harus menjadi bagian dari protokol transplantasi.
“Kami pastinya tidak akan menggunakan paru-paru itu jika positif Covid-19. Penerima donor mulai mengalami masalah setelah tiga hari dioperasi, dan dari situ komplikasinya semakin meningkat,” ujar Dr. Daniel
Dokter Daniel menambahkan, karena operasi transplantasi paru ini bukan hanya penerima donor yang terinfeksi. Bahkan dokter yang mengoperasi pasien pun ikut tertular.
“Dokter bedah yang memimpin operasi tersebut juga positif terinfeksi Covid-19, tapi beberapa hari kemudian sembuh. Skrining genetik mengungkapkan bahwa keduanya terinfeksi oleh donor. Ini adalah kasus yang tragis," pungkasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)