Baca juga: 4 Koleksi Fashion Glenca Chysara 'Elsa' Ikatan Cinta, Semua di Bawah Rp1 Juta!
Untuk diketahui, studi di atas dikatakan sebagai studi observasi, yang bartinya tidak mungkin untuk menghubungkan gejala-gejala tersebut secara langsung dengan virus corona. Agar bisa menunjukkan kaitan yang sebenarnya, penelitian perlu membandingkan hasil Covid-19 dengan orang-orang yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi serupa yang juga dapat menyebabkan pneumonia.
Sejauh ini disebutkan masih belum jelas, apakah terganggunya fungsi paru-paru itu disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 ataukah karena kondisi riwayat kesehatan lainnya. Pasien yang menjadi peserta studi penelitian ini juga hanya beberapa yang dirawat di ICU, dengan kata lain temuan studi ini mungkin saja tidak berlaku terhadap pasien yang mengalami kondisi terparah.
Dr. Bin Cao menegaskan, karena ini adalah jenis virus yang baru, maka sebetulnya untuk bisa memahami detail tentang virus tersebut masih jadi perjalanan yang panjang.
“Karena Covid-19 ini adalah penyakit yang baru, kami di titik baru mulai memahami beberapa dari efek jangka panjangnya pada kesehatan pasien. Penelitian ini mungkin bisa berfungsi, untuk menyoroti soal peningkatan kebutuhan perawatan pada pasien Covid-19 bahkan ketika sudah keluar dari rumah sakit,” pungkasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)