Para ahli lain pun telah mempertimbangkan hasil studi tersebut. Salah satunya adalah Profesor Sian Harding dari Farmakologi Jantung di Imperial College London. Menurutnya ada hubungan yang kuat antara emosi dengan penyakit jantung.
"Penemuan menambah pengetahuan yang menghubungkan emosi yang kuat dengan kematian jantung, seringkali kematian jantung mendadak karena aritmia,” terang Prof Sian.
Menurutnya studi ini dapat memberikan dukungan dengan baik dan memiliki pesan yang berguna untuk pasien jantung.
"Sebagian besar pasien jantung mendapat skor tinggi pada skor permusuhan, yang meningkatkan relevansinya,” lanjutnya.
Para ahli juga menemukan bahwa mereka yang memiliki pandangan hidup yang lebih positif lebih mungkin untuk berolahraga, lebih sedikit minum, dan tidak merokok.
Studi sebelumnya yang diterbitkan oleh Associate Professor Psikiatri di Harvard Medical School, Jeff C Huffman menyatakan bahwa menjadi bahagia dapat memberikan jantung yang sehat.
"Orang yang mengalami emosi positif memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah, dan lebih sedikit kelainan tekanan darah dan respons stres fibrinogen terhadap tes stres mental, dibandingkan dengan mereka yang tidak merasakan emosi positif,” ucap Jeff.
(Ahmad Luthfi)