GEMERLAP dunia selebritis memang tidak perlu diragukan lagi. Mengoleksi barang dengan nilai tinggi sepertinya sudah menjadi suatu hobi. Mulai dari barang-barang yang memang diperlukan setiap hari, maupun hanya hiasan atau alat-alat yang mampu menunjang kepercayaan diri seseorang.
Ussy Sulistiawaty menjadi salah satu dari sederet selebritis tanah air yang gemar mengoleksi barang-barang branded dengan harga selangit. Seperti dalam video yang diunggah di channel YouTube ‘Ussy Andhika Official’, istri dari Andhika Pratama ini nampaknya sedang tertarik dengan sebuah casing ponsel seharga Rp100 juta.
Baca Juga: Liburan ke Labuan Bajo, Asyiknya Salmafina Sunan Berjemur Pakai Bikini
Dalam kunjungannya ke kediaman desainer perhiasan Passion Jewelry, Airyn Tanu, Ussy terlihat mendengarkan dengan seksama kisah awal mula Airyn membangun usahanya ini. Bahkan berulang kali Ussy terkagum-kagum atas pencapaian yang didapatkan oleh Airyn.
Terlebih lagi baru-baru ini Airyn mengungkapkan bahwa Ia akan meluncurkan barang baru, yaitu casing ponsel. Melihat ukiran dan bentuk yang indah, Ussy nampaknya tertarik dan segera ingin memesannya.
“Inisial U juga bisa ya? Mau pesan, berapa sih ini harganya?” tanya Ussy.
Tetapi, saat Airyn mulai menjelaskan harga yang dipatok untuk casing ponsel tersebut, Ussy seketika mengurungkan niatnya.
“Aku udah pede aja mau pesan, eh Rp100 juta.” ujar pelantun Klik tersebut yang diselingi gelak tawa dari keduanya. “Mungkin ini satu-satunya casing yang lebih mahal dari ponselnya,” tambah Ussy.
Mahalnya harga yang dipatok untuk satu buah casing ponsel ini bukan tanpa alasan. Casing tersebut berkonsep batik material yang digunakan dalam casing ponsel ini pun berupa rose gold, white gold dan full diamond. Pembeli juga bisa melakukan custom dengan harga Rp50-100 juta.
Salah satu yang membuat Ussy semakin tercengang, bahkan dalam material obeng yang digunakan untuk memasang casing ponsel pun terbuat dari diamond.
“Obengnya saja dari emas, ada inisialnya. Jangan sampai hilang ya, beng,” canda wanita kelahiran tahun 1980 tersebut.
(Dewi Kurniasari)