Tujuannya adalah untuk berperang melawan Negara Qin yang paling kuat. Sayangnya, Qu Yuan difitnah oleh pejabat yang cemburu dan dituduh melakukan pengkhianatan. Akhirnya sang raja memutuskan untuk memecat dan mengasingkan Qu Yuan.
Selama pengasingannya, Qu Yuan menulis banyak puisi abadi yang menunjukkan cinta dan hasratnya untuk negaranya. Beberapa di antara puisi abadi karya Qu Yuan masih sangat terkenal di Tiongkok.
Singkat cerita, pada 278 sebelum masehi, negara Qin berhasil menaklukkan Ibu Kota Chu. Mendengar kekalahan tersebut, Qu Yuan yang putus asa bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo pada hari kelima pada bulan kelima.
Mendengar kematian Qu Yuan, penduduk setempat sangat sedih. Mereka mendayung di sungai untuk mencari mayatnya, tetapi tidak dapat menemukannya. Untuk menjaga tubuh Qu Yuan, penduduk setempat mendayung perahu mereka naik dan turun sungai.