Karena kami akademisi jadi tentunya harus melakukan beberapa penelitian tertentu untuk mendapatkan suatu terapi and its a long journey. Akhirnya Bapak membentuk tim di awal April 2020 untuk meneliti efek minyak kayu putih ini, karena bagi Bapak sangat masuk akal kalau minyak kayu putih bisa menghambat replikasi virus.
Bapak pun melakukan sedikit literature review dan mendapat beberapa jurnal pendukung kalau minyak kayu putih ini, ternyata manfaatnya sangat banyak. Selain mempunyai efek sebagai antibakteri, anti jamur, ternyata juga bisa menginaktivasi airborne virus. 1,8-cineol yang merupakan zat aktif minyak kayu putih bisa sebagai anti-inflamasi dan kandungan eucalyptus-nya berfungsi sebagai ekspektoran, mukolitik dan decongestan.
Dan ketika kita melakukan pertemuan melalui Zoom dengan anggota Tim Peneliti yang diketuai oleh Prof. Elly dari Farmasi, maka kami mendapatkan lagi tambahan beberapa jurnal pendukung bahwa Eucalyptus bisa bertindak sebagai anti virus. (Untuk metode pemberian kami masih pelajari untuk dosis pemberian, jadi sebaiknya tulisan ini di jadikan sekedar pengetahuan saja).
Nah, penelitian kami pun berjalan sejak itu. Tim kami ini adalah gabungan para dosen Unhas yang berada di Makassar, Inggris, Jepang dan Korea Selatan. Semoga dengan penelitian ini bisa menghasikan sesuatu yang berguna untuk para pasien Covid-19.
10 April 2020.
(Helmi Ade Saputra)