Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Tipe Orang Penyebar Hoax di Tengah Pandemi Corona

7 Tipe Orang Penyebar Hoax di Tengah Pandemi Corona
ilustrasi: okezone
A
A
A

SEJAK virus corona (COVID-19) dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada awal Maret 2020, sebanyak 3.911.454 orang di dunia terinfeksi virus corona hingga Jumat (8/5/2020).

Dikutip dari Worldometers, saat ini jumlah korban jiwa akibat virus tersebut mencapai 270.339 orang. Sedangkan yang sembuh tercatat sebanyak 1.340.231

Namun di tengah kemelut pandemi corona, masih saja ada sekelompok orang yang menyebar hoax tentang virus tersebut. Teori konspirasi, misinformasi, dan spekulasi tentang virus corona telah membanjiri media sosial.

Dilansir dari BBC Indonesia, berikut ini adalah tujuh jenis orang yang memulai dan menyebarkan hoaks atau berita bohong soal pandemi corona.

1.Joker

Anda mungkin berharap tidak ada orang yang akan tertipu oleh voice note WhatsApp yang beredar, yang mengklaim pemerintah sedang memasak lasagna raksasa di stadion Wembley untuk memberi makan warga London. Tetapi beberapa orang tidak mengira itu adalah lelucon.

Ada pula orang iseng yang membuat tangkapan layar palsu, yang isinya pemerintah akan mendenda si penerima pesan karena terlalu sering meninggalkan rumah. Pembuat pesan palsu berpikir akan lucu untuk menakut-nakuti orang yang melanggar aturan lockdown.

Setelah mendorong pengikut akun media sosialnya membagikan pesan palsu itu di Instagram, pesan itu sampai ke grup Facebook lokal dan direspons oleh warga yang khawatir.

2.Penipu

Pesan palsu lain seakan-akan dikirim oleh pemerintah. Pesan semacam itu dibuat oleh penipu yang mencari uang dari pandemi.

Salah satu penipuan yang diselidiki oleh organisasi Full Fact pada bulan Maret adalah pesan yang menyebut pemerintah menawarkan kelonggaran cicilan dan meminta rincian bank mereka.

Foto teks penipuan dibagikan di Facebook. Karena diedarkan melalui pesan teks, sulit untuk mengetahui siapa yang berada di balik penipuan itu.

Para penipu mulai menggunakan berita palsu tentang virus untuk menghasilkan uang sejak awal Februari, dengan email yang mengatakan orang-orang dapat "mengklik tinjauan mengenai cara penyembuhan COVID-19" atau mereka berhak atas pengembalian pajak karena wabah.

3.Politisi

Informasi yang salah soal corona tidak hanya datang dari internet. Pekan lalu, seorang kepala negara mempertanyakan apakah mengekspos tubuh pasien dengan sinar UV atau menyuntikkan disinfektan ke tubuh mereka dapat membantu pengobatan virus corona. Dia berspekulasi dan mengambil fakta di luar konteks.

Kemudian dia mengklaim komentar itu sarkastik. Tetapi itu tidak menghentikan orang-orang menelepon hotline untuk bertanya apa mereka bisa menyembuhkan diri dengan disinfektan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement