Lebih lanjut, dr Negin Hajizadeh, seorang dokter perawatan kritis paru di Hofstra/Northwell School of Medicine New York, menuturkan, ventilator memang baik untuk pasien pneumonia tapi tak cocok untuk pasien COVID-19.
Fakta di rumah sakitnya menjelaskan pasien COVID-19 yang menggunakan ventilator belum pulih hingga sekarang. Bahkan, karena penggunaan ventilator, banyak terjadi kerusakan pada paru-paru pasien.
"Jadi, karena penggunaan ventilator, muncul cairan dan sitokin kimia beracun lainnya di paru-paru. Kami bisa katakan, terjadi kerusakan luar biasa di jaringan paru-paru pasien," tegasnya.
Pernyataan tegas lainnya diterangkan Dr Eddy Fan, seorang ahli perawatan pernapasan di Rumah Sakit Umum Toronto, menurutnya ventilator ini berbahaya. "Penggunaan ventilasi mekanis seperti ini benar-benar tak ramah untuk pasien COVID-19," ungkapnya pada The Associated Press (AP).
"Salah satu temuan paling penting dalam beberapa dekade terakhir adalah ventilator dapat memperburuk cedera paru-paru, jadi harus hari-hati dalam menggunakannya," tambah dr Eddy.
(Helmi Ade Saputra)