Salah satu perawatan medis yang diberikan ke pasien COVID-19 adalah ventilator. Alat ini bertujuan untuk memperlancar sistem pernapasan pasien yang terganggu akibat infeksi virus SARS-CoV-2019.
Namun, perawatan tersebut malah jadi bumerang untuk pasien COVID-19. Menurut laporan Business Insider, 80 persen pasien positif corona malah tewas akibat treatment tersebut. Asosiasi dokter pun menyarankan untuk stop menggunakan ventilator dalam perawatan COVID-19.
Dalam laporan The Associated Press (AP), beberapa dokter kini sudah mulai meninggalkan ventilator sebagai bagian dari perawatan pasien COVID-19. Ini sejalan dengan keluarnya data jumlah kasus meninggal akibat perawatan medis tersebut.
Ventilator sendiri merupakan alat mesin yang digunakan untuk membawa oksigen ke paru-paru pasien. Alat ini biasanya digunakan untuk pasien dengan kondisi penyakit pernapasan yang sangat parah.

Meski terdengar cukup membantu, Pejabat New York City mengatakan bahwa ventilator menjadi penyebab meninggalnya 80% pasien COVID-19. Ini juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat.
Selain Amerika, negara lain yang mengonfirmasi bahayanya ventilator adalah China dan Inggris. Sehingga, dengan fakta ini laporan tersebut menegaskan, mempergunakan ventilator sebagai bagian dari penyembuhan pasien COVID-19 adalah langkah yang sangat salah.