Dia kemudian menangani beberapa pasien dengan gejala yang sama. Dia curiga mereka juga terinfeksi tetapi tidak dapat diuji COVID-19 karena kurangnya sumber daya.
Perlu diketahui, pasien COVID-19 tidak diberikan tanda atau cap COVID-19 di tubuhnya sehingga dokter harus tetap menangani pasien, dan setelah beberapa tes, kami menyadari bahwa ini kemungkinan besar COVID. "Tapi mungkin sudah terlambat, kita bisa terinfeksi," katanya.
Dokter Gunawan sangat menyayangkan, di awal kasus COVID-19 di Indonesia, rumah sakit tidak menyadari bahwa semua pasien harus diperiksa COVID-19 pada saat kedatangan di ruang gawat darurat, oleh karena itu paramedis tidak dilengkapi dengan APD lengkap.
"Pada waktu itu sulit bagi rumah sakit untuk membayangkan bahwa paramedis perlu mengenakan jas hazmat 1 juta rupiah hanya untuk sekali penggunaan," keluhnya.
Ia menambahkan, prosedur yang harusnya diterapkan sekarang adalah untuk setiap penyedia layanan kesehatan di ruang gawat darurat, gunakan APD lengkap!
(Helmi Ade Saputra)