Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kasus Capai 7.079, Kemenkes Sebut DBD Harusnya Lebih Dikhawatirkan Bukan COVID-19

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 18 Februari 2020 |13:52 WIB
Kasus Capai 7.079, Kemenkes Sebut DBD Harusnya Lebih Dikhawatirkan Bukan COVID-19
Ilustrasi (Foto : Shutterstock)
A
A
A

Masyarakat global sangat khawatir dengan kehadiran penyakit baru, COVID-19. Penyakit yang berasal dari virus korona baru (2019-nCoV) tersebut sampai sekarang tidak ada obatnya dan telah menewaskan1.873 jiwa secara global.

Kasus COVID-19 pun sampai sekarang sebanyak 73.433, dengan jumlah pasien sembuh yaitu 12.677 orang. Menjadi perhatian khusus adalah tidak ada satu kasus pun di Indonesia. Ini yang harusnya dijadikan poin utama melihat kasus ini.

Sementara itu, di beberapa wilayah Indonesia sejatinya tengah mengalami kasus luar biasa (KLB) demam berdarah (DBD). Menurut data Kementerian Kesehatan, dari Januari hingga 16 Februari, telah ada 7.079 kasus yang ditangani.

Bahkan, dalam kasus Demam Berdarah ini, terdapat korban jiwa sebanyak 52 orang, dengan jumlah kematian terbanyak di Kabupaten Sikka, Nusa Tengga Timur (NTT), sebanyak 6 orang.

Nyamuk

Selain Sikka, wilayah lain yang mengalami peningkatan cukup drastis kasus Demam Berdarah adalah Lampung Tengah, Ciamis, Kabupateng Temanggung, dan Kabupaten Belitung.

"Kabupaten Sikka itu paling parah, hanya ada 2 wilayah yang belum menyatakan adanya kasus demam berdarah. Sehingga, bupati pun telah mengeluarkan pernyataan KLB Demam Berdarah di Sikka," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, saat ditemui Okezone di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Melihat kasus ini, bukankah seharusnya masyarakat lebih khawatir akan masalah Demam Berdarah dibandingkan COVID-19 yang sampai sekarang belum ada kasusnya sama sekali di Indonesia?

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement