Menanggapi pernyataan itu, Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menyatakan, kekhawatiran sebenarnya itu lebih tinggi pada Demam Berdarah bukan COVID-19.
"Terus terang, kalau kami lihat, kekhawatiran lebih tinggi pada demam berdarah bukan COVID-19. Tapi, karena kita sekarang sedang melototin COVID-19, yasudah kita bicara COVID-19. Tapi, saya lihat bahwa demam berdarah ini bahkan ada kematiannya," ungkap Yuri di acara yang sama.

Ia menambahkan, masyarakat kita mulai lengah dengan adanya penyakit Demam Berdarah ini, sehingga mereka kurang memberi perhatian. Padahal, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) itu adalah penting terlebih di musim penghujan seperti sekarang."Kelengahan kita, karena sudah dianggap biasa akhirnya lengah," sambung Yuri.
Karena itu Kemenkes berharap agar semua masyarakat mulai menggiatkan kembali PSN di rumah maupun di lingkungan sekitar untuk meminimalisir perkembangbiakan nyamuk yang bisa saja menjadi sumber penyebar virus demam berdarah.
(Helmi Ade Saputra)