Upaya evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, akan segera dilakukan. Hal tersebut dibenarkan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat menyambangi Gedung iNews Center, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020).
Terawan mengatakan bahwa status evakuasi WNI di Wuhan kini telah berubah menjadi 'perintah operasi'. Dalam arti lain, upaya evakuasi harus segera dilakukan karena telah diperintahkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Jadi tadi kami mendapatkan arahan atau perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk segera melakukan evakuasi. Perintah operasi ini ya berarti sudah tinggal dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri dan pihak-pihak terkait. Prosesnya dimulai hari ini," tutur Menkes Terawan.
Terawan menambahkan, saat ini ada 249 WNI yang berada di berbagai wilayah di China, termasuk Wuhan. Oleh sebab itu, proses evakuasi harus melalui beberapa tahap sebelum akhirnya tiba di Indonesia dan pulang ke rumah masing-masing.

Tindakan pertama yang tengah menjadi fokus utama Kemenkes dan Kemenlu saat ini adalah mengumpulkan 249 WNI yang tersebar di beberapa daerah di Wuhan.
"Kalau kita terburu-buru yang terangkut hanya sebagian, kan tidak nyaman juga. Kita ingin proses evakuasi dilakukan sekaligus dan berjalan lancar," tegas Terawan.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri diketahui masih berdiplomasi dengan pemerintah China untuk mendapatkan izin mendaratkan pesawat di titik penjemputan.

"Terkait jenis pesawat yang akan digunakan, masih menunggu deal-deal dengan mereka. Ini kan menyangkut perizinan terbang dan sebagainya. Kita harus harus pakai yang terbaik agar prosesnya berjalan lancar," kata Terawan.
Setelah evakuasi berhasil dilakukan, para WNI akan langsung menjalani karantina selama satu kali masa inkubasi yakni, dua minggu.
"Karantina itu merupakan perintah WHO (World Health Organization). Dua minggu ya, dua minggu. Enggak usah khawatir, pasti nyaman nanti. Soal itu nanti teknis kita bicarakan yang paling nyaman, tidak menimbulkan kekhawatiran keluarga dan tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat," tutupnya.
(Helmi Ade Saputra)