Oleh karenanya, saat ada siswa ABK, sekolah perlu menjadi lebih aktif. Bahkan perlu edukasi ke semua lingkungan sekolah. Ditambahkan oleh Dianda, hingga saat ini lebih banyak sekolah swasta yang menaruh perhatian lebih terhadap siswa ABK.

Satu hal yang tak boleh terlupakan, ABK perlu mendapatkan terapi dari tenaga profesional. Nantinya terapis akan menyusun program long life yang dapat menjadi perantara anak dengan proses belajar mengajar. Dengan begitu anak bisa mengoptimalkan perkembangannya dari pelajaran yang diterima.
"Terapi itu berlangsung hingga anak selesai sekolah. Banyak orangtua yang merasa anaknya sudah cukup mendapatkan terapi dan akhirnya ketika anak sekolah tidak lagi berkonsultasi. Hal itu bisa berdampak buruk pada anak yang bersifat akumulatif," pungkas Dianda.
(Dinno Baskoro)