Namun Dianda mengingatkan, orangtua perlu benar-benar memastikan sekolah umum tempat anaknya menempuh pendidikan kelak memiliki lingkungan yang positif. Contohnya pihak sekolah memahami cara memperlakukan ABK dan penggunaan kata-kata harus disesuaikan. Jika ternyata pihak sekolah tidak bisa memberikan perlakuan yang tepat, maka kondisi ABK bisa bertambah buruk.

"Perlakuan yang salah bisa membuat anak tersinggung dan malah enggak bagus buat dia. Berbicara soal anak berkebutuhan khusus, erat kaitannya dengan emosional. Mereka belum begitu terlatih untuk kegiatan sosial, akhirnya malah bisa menerima bullying," ucap Dianda.
Dirinya menjelaskan, ABK memang lebih menantang dan sebagian besar memiliki self esteem (kemampuan menghargai diri) yang kurang, kecuali bila dari awal lingkungan keluarganya menciptakan hal positif. Kendati demikian, anak tersebut tetap memiliki kebutuhan untuk berteman dengan orang lain. Tapi ketika masuk ke lingkungan baru yang mengucilkannya, kondisi ABK bisa bertambah menurun seperti mengalam depresi, kecemasan berlebih, frustasi, dan tantrum