Berusia 80 tahun, Pak Dadang hidup sebatang kara di tempat tinggal tak layak yang diberikan oleh warga setempat. Semasa mudanya, Pak Dadang pernah menjadi seorang Tentara dan dikirim ke Kongo, Afrika untuk menjalankan misi perdamaian.
Pak Dadang tidak bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah karena semua dokumen pentingnya habis dilalap api saat rumahnya terbakar beberapa tahun silam. Kini pak Dadang menyambung hidup mengandalkan rasa iba warga sekitar sebab tubuh rentanya tak mampu lagi untuk bekerja.
Semoga dengan berlangsungnya acara ini dapat memantik rasa semangat anak-anak muda untuk berjuang dan menumbuhkan rasa nasionalisme untuk tidak melupakan jasa para pahlawan.
(Dinno Baskoro)