Ia kemudian memberikan sebuah analogi menarik. Indonesia bila diibaratkan sebagai mobil 1000 cc, dan diadu dengan mobil 4000-5000 cc, kalau dipaksakan mesinnya akan panas dan meledak. Seperti itulah gambaran singkat seputar potensi pariwisata Indonesia di masa yang akan datang, menurut mantan Direktur Utama Telkom tersebut.
“Bila kita ingin mencapai target kunjungan (20 juta wisman), setidaknya jumlah kunjungan wisman kita harus tumbuh 20% per tahun. Masalahnya, untuk meng-attract mengatrack 1 wisman itu minimal membutuhkan dana 20 USD, kita hanya dialokasikan 6 dollar atau 30% dari 20 dollar. Jadi tidak mudah. Namun masih ada untungnya. Kita bisa meningkatkan average spending arrival. Jadi walau jumlah kunjungan wismannya tidak tercapai, tapi devisanya tercapai,” pungkasnya.
(Helmi Ade Saputra)